Aksi Damai di Kejaksaan Tinggi Sumut, Suara untuk Orangutan dan Kelestarian Hutan
- FORINA

- 5 Sep 2023
- 2 menit membaca
Pada Senin, 4 September 2023, berbagai organisasi konservasi bergabung dalam aksi damai di depan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. FORINA, bersama Forum Konservasi Orangutan Sumatera (FOKUS), Orangutan Information Centre (YSOL-OIC), Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatera Utara, Green Justice Indonesia, Centre for Orangutan Protection, Yayasan PETAI, dan Yayasan Tangguh Hutan Khatulistiwa, menyuarakan kepedulian mendalam terhadap kelangsungan hidup orangutan dan masa depan ekosistem hutan Sumatera.
Aksi ini bukan tanpa alasan. Ini adalah bentuk keprihatinan kami terhadap vonis ringan yang dijatuhkan majelis hakim kepada terdakwa Terbit Rencana Perangin-angin, yang terlibat dalam kasus kejahatan lingkungan. Sebagai seorang pejabat publik, terdakwa seharusnya memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, terutama dalam menjalankan undang-undang konservasi. Namun, vonis ringan ini mencerminkan buruknya penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan di Indonesia. Kami khawatir keputusan ini akan menjadi preseden yang melemahkan upaya-upaya konservasi di masa depan.
Mengapa orangutan begitu penting bagi lingkungan? Orangutan bukan sekadar spesies yang memerlukan perlindungan—mereka adalah pilar penting ekosistem hutan. Dikenal sebagai petani hutan, orangutan berperan dalam menyebarkan biji-bijian dari buah yang dikonsumsi di sepanjang kawasan jelajahnya. Proses alami ini membantu regenerasi hutan secara berkelanjutan. Kehilangan satu persen saja dari populasi orangutan akan menimbulkan dampak yang signifikan pada keseimbangan ekosistem. Tanpa orangutan, proses regenerasi hutan akan terganggu, dan pada akhirnya, ini akan berdampak pada kehidupan semua makhluk yang bergantung pada hutan, termasuk manusia.
Lebih dari itu, orangutan juga merupakan spesies payung, yang berarti melindungi orangutan sama dengan melindungi banyak spesies lain yang hidup di habitat yang sama. Kehilangan orangutan akan berdampak sistemik—merusak keseimbangan ekosistem yang sudah rentan dan memperparah kerusakan lingkungan yang sudah ada.
Aksi damai yang dilakukan ini adalah panggilan untuk memperkuat penegakan hukum dalam kasus-kasus kejahatan lingkungan. Kami tidak hanya meminta keadilan bagi lingkungan, tetapi juga bagi generasi mendatang yang berhak menikmati hutan yang sehat dan lestari. Penegakan hukum yang tegas adalah langkah penting dalam melindungi orangutan dan menjaga keberlanjutan hutan Sumatera.
Dengan melindungi orangutan, kita sedang melindungi masa depan hutan dan seluruh makhluk yang bergantung padanya, termasuk kita sendiri. Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, melainkan panggilan untuk bertindak demi masa depan yang lebih baik bagi semua.










Komentar